Jumat, 27 Februari 2015

siapa yang tau

Hal itu sering sekali aku lakukan, tapi tidak ada juga perubahan, dia tidak pernah merasakannya, dia tidak pernah peka terhadap apa yang aku katakan, mungkin bukan dia yang tidak peka dengan semua ini, bisa jadi aku yang tidak pernah mengerti dengan kondisinya saat ini. Entahlah, aku tidak bisa banyak komentar terhadapnya, aku takut salah dalam menganbil sikap. Mungkin lebih baik diam.

Kamis, 26 Februari 2015

Jeritan Hati

Berjalan dijalan raya itu harus hati-hati, jangan berjalan ditengah nya karna suatu saat kamu akan di tabrak, tapi berjalanlah di pinggirnya namun bukan berarti kamu tidak akan di tabrak,berhati-hatilah jika kamu tidak ingin untuk ditabrak, begitupun dengan aku, jangan bermain dengan cinta, karna suatu saat nanti cinta itu akan menyakitkan hatiku, tidak ada yang tau, hanya aku yang tau betapa sakitnya jika cinta itu mulai menyakiti. Bukan berarti cinta yang abadi itu tidak ada, cinta yang abadi itu sebenarnya ada, cinta yang bisa menerima aku apa adanya, menerima aku dengan semua kekuranganku, bukan menerimaku dengan kelebihanku, jika dia menerima ku dengan kelebihanku, maka dia tida akan pernah bisa menerima jika suatu saat kekurangan yang ada pada diriku muncul, tapi jika dia menerima ku dengan semua kekuranganku, maka, insya allah, diakan senantiasa menerima semua kelebihan yang ada pada diriku.

Rabu, 25 Februari 2015

Cinta & Pengorbanan

Bermula di simpangan jalan
“awas…. Hei minggir….”
Brakk
“aduh”
Tanpa sengaja aku menabraknya,
“maaf ya, aku tidak sengaja,”
“Iya gak papa”
Sekian lama aku tidak bertemu dengannya hari ini allah mempertemukan kami kembali. Aku tidak menyangka, mungkin kalau rem sepedaku tidak blong mungkin bisa saja aku tida bertemu dengannya.
“Kamu? Kamu ikhsan kan? Ya ampun gaknyakka ya, kita bisa ketemu disini”
“iya,,,”
“maaf ya, aku benar-benar tidak sengaja, tadi rem sepeda aku blong”
“Iya gak papa bil, kamu dari mana? Kok bisa remnya blong?”
“kita duduk disitu saja yuk, biar kita bisa cerita dengan nyaman, jangan ditengah jalan seperti ini”
Aku dan ikhsan mencari tempat duduk ditaman dan membicarakan tentang kami, dan aku melanjutkan pertanyaanku
“kapan kamu pulang ke Aceh?”
“tadi, aku sekarang kuliah disini, karna ayahku sekarang sudah dipindahkan  di bank Aceh Lhokseumawe, aku akan kuliyah satu kampus dengan kamu”
“yang benar? Wah,,,, kita bisa ketemu setiap hari dong ya, eump….. kamu sekarang tinggal dimana?”
“di mongeudong, kapan-kapan main kerumah ya bil, bunda aku pasti senang kalau kamu main kerumah”
“mengeudong? Trus kamu ngapain dilhoksukon? Oya, aku harus pulang bentar lagi aku mau mengaji”
“iya, hati-hati ya”
Nabila langsung pulang, tidak menoleh kekiri dan kekanan, sesampainya dirumah, nabila langsung bergegas untuk berangkat mengaji, sedangkan ikhsan masih di taman sambil manatap foto wanita yang selama ini dia taksir tapi tidak berani untuk mengatakannya.
“bil, aku tidak tau apa arti dari pertemuan kita pada hari ini, apakah ini yang di katakana jodoh? Sebernanya tadi aku ingin mengatakan persaanku yang sudah lama aku pendam kepada mu, mungkin hari ini bukanlah hari yang pas untuk aku mengatakannya”
Lalu ikhsan beranjak dari tempat duduknya dan pulang kerumah.
Keesokan harinya,
“ayah, bunda. Hari ini hari pertama ikhsan kuliyah di kampus yang baru, jadi ikhsan harus berangkat sekarang ya ayah, bun.. Assalamu’alaikum”
Sesampainya di kampus, ikhsan menunggu nabila di depan gerbang
“ikhsan… ngapain kamu disitu? “
“Nunggu kamu”
Ikhsan kecoplosan, kemudian dia langgsung membalikkan fakta.
“maksud aku, kamu kan tau tentang kamus kamu ini, kampus kita maksud aku, jadi aku mau kamu nemanin aku untuk mencari ruanganku”
“emang kamu kelas ambil jurusan apa?”
“Masih jurusan yang dulu, multimedia tapi kalau di poli tidak ada multimedia Cuma yang ada jurusan Teknik eletr,  prodi Multimedia Dan Jaringan, ya kan?”
“TMJ?”
“iya”
“Wah,,, kita satu jurusan, kalau gitu langsung kejurusan saja, biaar aku antar kamu untuk bertemu dengan kaprodi”
Setibanya di gedung jurusan, aku bertanya ke ketua kaprodi, ternyata ikhsan kelas dengan nabila. Ikhsan sangat sengat kesempatan untuk mendekati nabila semakin besar. Apa lagi sekarang mereka sudah sekelas. Nabila dan ikhsan masuk ruangan karna sebentar lagi MK pertama akan dimulai. Nabila langsung mengambil tempat duduk dan ikhsanpun duduk dengan nabila.
“ikhsan, maaf ya,,, kamu duduk di depan saja ya, karna aku duduk dengan boy”
“boy? Siapa dia?”
“dia my boyfriend, boleh kan? Kamu gak marah kan?”
Rasa memang sakit, wanita yang selama ini dia kasihi ternyata sudah memiliki kekasih, awaknya ikhsan tidak percaya, karna dia tau seperti apa criteria laki-laki yang disukai nabila, tapi kahirnya dia percaya saat dia melihat laki-laki yang masuk dan berdiri di samping ikhsan dan nabila.
“iya bil, gak papa. It’s ok”
MK pun dimulai, ikhsan tidak focus dengan Mata Kuliyah yang di berikan pak Sayyed, dia teringan akan kata-kata nabila tadi, kuliyah hari ini telah selesai.
“bil, kamu ada rencana kemana hari ini? ”
“aku harus pulang, karna aku harus bantu ibu aku jualan di kede, kamu kan tau, dari dulu aku selalu bantu ibu jualan”
“aku bantu ya?”
“jangan, gak papa. Aku gak mau merepotkan orang lain”
“kok orang lain, kitakan best friend”
“eum baiklah jika itu mau kamu, tapi kalau nanti kamu hitam jangan salahkan aku ya?”
“ok bos”
Nabila pamitan sama boy, karna dia tau bahwa sekarang dia sudah punya pacar, jadi dia mengahargai akan kehadiran boy, walau sesungguhnya dia tidak pernah suka dengan boy, nabila menerima cinta boy hanya karna nabila merasa hutang budi padanya.
Hari demi hari nabila lalu bersama ikhsan, mulai dari pagi haingga menjelang petang, akhirnya nabila peka terhadap perhatian yang diberikan ikhsan untuknya, tapi nabila tidak bisa berbuat apa-apa, karna nabila adalah pacarnya boy.
Tidak ada seorangpun yang bisa membohongi perasaannya, semua orang bisa saja merasakan kelonggaran dan kehangatan yang terjadi pada diri mereka, begitu juga dengan boy, dia baru menyadari, bahwa nabila tidak menerinya cintanya karna nabila mencintainya tapi melainkan karna nabila berhutang budi padanya, mungkin ini sulit untuk boy terima, tapi mungkin kebahagian nabila lebih diingginkan boy dari pada kebahagiaannya sendiri,
Beberapa hari kemudian boy meminta nabila untuk kelapangan dan boy juga meminta ikhsan agar datang bersama nabila.
“nabil. Hari ini aku menta kamu untuk datang kesini karna ada hal yang ingin aku katankan”
Nabila langsung memotong omongan boy
“aku tau, kamu mau bilang selamat hari jadi kita kan, aku juga tidak lupa, aku tidak mau didahulukan kamu, aku sudah mempersiapkan semuanya”
Tapi boy membantah dengan suara yang lantang
“BUKAN! Kamu mau tau kenapa aku menyuruh kamu kesini, karna kau sudah muak dengan tingkah laku kamu, aku benci dengan sikap kamu dan teman kamu itu, dimana letak harga diriky sebagai pacar kamu, bodohnya aku membiarkan kamu bersamanya, andanikan aku tau dari dulu, aku tidak akan membiarkan dia untuk mendekati kamu, aku tau kalau kamu itu menyimpan persaan ke dia, iyakan?”
Mungkin ini pertama kalinya boy berbicara kasar ke nabila, nabila tidak bisa menereima akan kata-kata yang dikeluarkan boy, lalu nabila menampar boy,
“prakk”
Dengan perasaan kecewa dan benci nabila mengatakan
“mungkin dia teman baikku dan aku juga tau kalu akhir-akhir ini aku selalu bersamanya, tapi asal kamu tau, aku tidak pernaah menghianati cinta kamu, aku hanya berteman dengan dia, hanya teman tidak lebih”
Besarnya cinta boy kenabila sehingga dia mengorbankan persaannya untuk wanita yang di cintainya itu, dan dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini
“dengar baik-baik,mulai hari ini kita PUTUS, jangan hubungi aku atau sms aku.”
Mungkin ini akan menyakitkan bagi mereka berdua tapi ini lah yang terbaik menurut boy. Lain lagi halnya dengan ikhsan karan dian sudah tidak tahan dengan sikap boy, tanpa berfikir panjang dia langsung  menonjok boy.
“aku tidak tau setan mana yang sudah merasuki pikiran kamu, sampai-sampai kamu berani ngomong seperti iyu ke nabila”
Lalu ikhsan mangajak nabila untuk pulang, tapi mereka tidak pulang, ikhsan mengajan nabila ketempat dimana nabila sangat menyukainyai, ikhsan membawa bavila ke pulau semadu. Sesampainya disana.
“sudahlah bil, dia itu bukan laki-laki yang baik untuk kamu, laki-laki macam apa itu yang hanya berani menuduh tanpa adanya bukti. Lagipula , laki-laki itu banyak banyak di dunia ini, termasuk aku. Tapi kalau memang menangis yang bisa mebuatmu lega, tidak apa-apa, dan jika kamu membutuhkan temapat untuk bersandar, maka bahu akan selalu senantia untuk menjadi alasmu bil”
Nabila tidak mempedulikan akan kata-kata, tanpa memperdulikan ikhsan nabila berteriak
“BOY… AKU BENCI KAMU….”
Setelah nabila mulai lega, ikhsan mengantar nabila pulang, sesampainya nabila dirumah, ibu nabila bertanya pada ikhsan,
“nabila kenapa ikhsan?”
“gak apa-apa tante, biasa masalah para remaja”
Lupakan maslah itu, nabila kembai bangkit dari patah hatinya, hari-hari kembali dia jalani dengan riang, masalah nabila dengan boy sudah berlalu 2 bulan yang lalu, nabila dan boy sekarang sudah menjadi teman, karna prinsip nabila, tidak ada musuh didunia ini hanya ada teman yang selalu menghiasi hari-ahari dengan berwarna. Kemabali lagi ke ikhsan, sampai saat ini dia belu berani menggupkapkan persaannya ke nabila, sampai suatu hari ikhsan mengajak nabila kerumahnya dan nabila tidak sengaja membuak buku harian ikhsan,

kaulah wanitaku, dengan senyummu langkahku terasa ringan, denga kelembutan tutur katamu membuat hari-hariku bersinar, dan dengan pesonamu membuat duniaku menjadi berwarna. Aku ingin mengatakannya padamu, tapi tidak mungkin, aku sangat menghargai akan persahabatan yang sudah kita tanam sejak kita duduk di bangku SD. Nabila, aku tidak tau sampai kapan aku harus menyimpan persaan ini, aku bingung. Aku benar-bennar bingung nabila

Lembaran demi lembaran sudah dibacanya, hampir semua lembaran tertulis tentang nabila, tidak lama setelah itu ikhsan masuk dan terkejut melihat nabila sedang membaca diarinya
“apa maksud semua ini?”
Nabila menanyakan kepastian ke ikhsan dengan mata berkaca-kaca.
“tidak ada apa-apa nabila, ini Cuma iseng-iseng saja”
“aku bukan anak kemarin sore, tolong kamu jelaskan”
“baiklah, aku kan mejelaskan semuanya. Iya, memang iya aku sangat mencintai kamu, tapi aku tidak mungkin mengatakannya karna kau sangat mengahargai akan persahabatan kita bil, aku mulai menyukaimu saat kita UAN smp, aku menyimpan perasaan itu sampai hari ini, aku tida mau kamu salah faham denganku bil, tapi apa boleh buat, hari ini semuanya suda tebongkar”
“apa kamu tidak ingin tau apa jawaban aku?”
“tanpa kamu menjawab, aku sudah tau apa jawaban yang akan kamu berikan, kamu tidak mau bertaman bahkan menganaliku lagi, karna aku sudah melanggar janji yang pernah kita buat.”
“kamu slah, sebenarnya aku juga sangat mencintai kamu, tapi aku tidak mungkin untuk mengataknnya, karna aku adalah seorang perempuan, aku harus menjaga kodratku sebagai perempuan, dan aku juga sering membikan perhatian ke kamu, Cuma kamu tidak pernah menyadari akan hal itu, karna itu lah aku menerima boy menjadi pacarku”
“jadi kamu juga mencintai aku, terima kasih nabila, dan sekali lagi I LOVE YOU Nabila”
Akhirnya mereka bisa mennyatuka perasaan mereka, setelah sekian lama ikhsan dan nabila memendamkan perasaan mereka.



Senin, 23 Februari 2015

Cinta 2 insan Tuhan




Allahhu akbar, Allahu akbar.
Azan berkumandan, menandakan sudah subuh dan pada saat bersamaan hp berbunyi, sms masuk dari seseorang yang sangat berarti dalam hidupku, yang sudah mengubahku menjadi lebih baik dari sebelumnya.
“assalamu’alaikum, selamat pagi ummi, langsung bangun ya ummi, jangan tidur lagi dan mandi pagi itu bagus untuk kesehatan.”
“wa’alaikum salam abi, iya ummi sudah bangun ini bi…”
Sms itu selalu dia kirimkan keaku setiap paginya, dan siang ini dia ingin keluar kota, tapi dia tidak memberikatuku, dia mengtakannya saat dia sudah tiba di sana
“ummi, maaf kalau abi tidak member tahu pada ummi terlebih dahulu, sekarang abi sudah di bandung, ada urusan yang harus abi selesaikan, mungkin minggu depan abi baru bisa pulang, satu pesan abi, jangan lupa shalat dan jangan hubungi abi sebelum abi hubungi ummi.”
Rasanya aku ingin marah, tapi itu bukan solusi aku hanya menjawab
“iya abi, tidak apa-apa, kalau urusan abi sudah selesai ai langsung pulang, jaga diri baik-baik ya sayang.”
“terima kasih ummi, dan jaga diri juga ya”
Hampir satu minggu tidak ada panggilan masuk maupun pesan masuk darinya, tapi aku masih berfikaran positif, aku tidak mau seuzon kedia, karna dia laki-laki yang berbeda.
Sampai hari ini sms yang dia kirim kan keaku itu masih aku simpan  dan selalu aku baca pada saat aku menridukannya, dan itu yang aku lakukan setiap hari, aku tidak menguhubunginya karna aku mengahargai dia dan aku juga selalu ingat akan pesan darinya, yang  ternyata pesan yang dia kirimkan ke aku adalah pesan terakhir sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya.
Genap satu minggu, hari ini adalah hari dimana dia sudah pulang. Tidak lama kemudian hpku berbunyi
“kring-kring-kring”
Ibu jariku langsung menekan tumbol berwarna hijau pada layar hpku
“Assalamu’alaikum abi”
“wa’alaikum salam nak”
“maaf ini siapa?”
“ini ibunya alfa, apa benar ini ririn?”
“iya, benar bu, ini ririn”
“nak,,, ibu harap, nak ririn bisa menerima dengan apa yang ingin ibu sampaikan. Nak, Alfa sudah meninggal”
Pada saat aku mendengar kalimat “alfa sudah meninggal” rasanya aku tidak bisa bernafas lagi, jangtungku seperti tidak berdetak lagi Asataghfirullah. Aku baru peka setelah keluarganya menghubungiku dengan nomornya, keluarganya memberitahu bahwa laki-laki yang sudah merubah hidupku ini sudah tidak bernyawa lagi. Aku ingin mengulang waktuku, agar aku bisa bertemu dengannya sebelum dia meninggal. Aku ingin melihat dia tersenyum untuk yang terakhir kalinya.
Ibunya kembali melanjutkan pembicaraannya.
“hari ini alfa akan dimakamkan, di makam keluarnya nya Alfa di medan.”
Aku langsung menutup pembicaraan kami dan langsung berlari kerumahnya alfa. Sesampainya aku disana, di terbaring lema dan  tak berdaya. Aku langsung menghampirinya
“Assalamu’alaikum abi… Apa ini maksud dari sms abi, ummi gak boleh menghubungi abi supaya ummi bisa hidup tanpa abi, tidak semudah itu abi. Tidak semudah itu, kenapa abi harus berbohong? Kenapa? Abi… ummi belum sempat mebahagiakan abi, ummi belum bisa menjadi seperti yang abi inginkan, kenapa abi tinggalkan ummi, apa abi tidak mau melihat dengan semua perubahan terhadap diri ummi”
Kemudia ibunya Alfa menghampiri dan memelukku, ibu Alfa memberikanku selembar kertas dengan coretan tinta berwarna hitam,
“nak, sebelum Alfa meninggal dia berpesan kepada ibu agar ibu memberikan surat ini pada saat Alfa sudah meninggal”
“bu,,, kenapa ibu tidak membertau ririn akan semua ini, apa ini juga kemaun Alfa?”
“Iya nak, alfa bilang, dia tidak mau membuat nak ririn terbabani hanya karna kondisi alfa yang kurang baik”
“Astaghfirullah bu, alfa itu bukan beban bagi ririn, tapi alfa adalah anugrah yang penah Allah titipkan kepada ririn bu.”
Setelah semuanya selesai, aku dan keluarnya Alfa menuju kepemakaman, karna alfa ingin di makamkan, setealah semuanya selesai, aku tidak langsung pulang, aku membuka kertas yang bercoret tinta hitam yang di berikan ibu Alfa ke aku. Dan isi surat itu….

“Assalamu’alaikum bidadariku, maaf jika aku tidak membertau kepadamu akan yang sebernya. Itu semua aku lakukan karna aku sangat mencintaimu, aku sangat menghargaimu, aku tidak ingin kamu terganggu, tidak focus akan tantangan yang aku berikan kepadamu, aku yakin kamu adalah wanita yang kuat, kamu bisa menjalani hidup walau tanpa aku. bidadariku, kamu adalah wanita yang sangat aku hargai, aku berharap agar kamu tidak pantang putus asa, dan aku juga tidak mau kamu kembali seperti dulu, aku ingin supaya kamu tetap menjadi seperti yang sekarang, jangan sedih sayang, kita tidak berpisah untuk selama-lamanya, ini hanya perpisahan sementara saja, insya Allah kita akan bertemu kembali di surga, aku akan menunggumu disana. Karna kamulah bidadariku, tetaplah tersenyum agar dunia bisa tersenyum kepadamu. Ingat pesanku, jadilah anak yang berbakti kepada orang tuamu, jadilah istri yang berbakti untuk suamimu dan jadilah ibu yang baik untuk anak-anakmu kelak.”

Setelah aku membaca surat itu dan membacaka untuknya surat Al-fatihah semoga Allah memberikan tempat yang baik untukmu Alfa. Dan akhirnya aku memutuskan untuk tetap menjalani walau atau tanpa adanya Alfa. Alfa benar, hidup ini hanyalah sementara, semua orang akan kembali kerahmatullah, begitu juga dengan aku.


Jumat, 20 Februari 2015

Pilihan Hidup

Hidup adalah pilihan, apakah kita hidup didunia ini hanya untuk senang-senang atau unutuk mencari bekal untuk hari akhir?
Semua itu tergantung pada pribadi kita sendiri, namun alangkah indahnya jika kita hidup didunia yang fana ini ialah untuk mencari ridha dari sang pencipta. Karna hidup didunia ini hanyalah bersifat sementara, kita tidak tau kapan allah akan memanggil apakah pada saat kita sedang sakit atau sehat, semua itu tidak ada yang mengetahuinya.
Sahabat…

Luangkanlah waktumu untuk mendekatkan diri kepada Allah, perbanyaklah amal ibadahmu, agar supaya pada saat kita kembali kepadanya kita mempunyai bekal yang cukup, insya Allah.
J