
Allahhu
akbar, Allahu akbar.
Azan
berkumandan, menandakan sudah subuh dan pada saat bersamaan hp berbunyi, sms
masuk dari seseorang yang sangat berarti dalam hidupku, yang sudah mengubahku
menjadi lebih baik dari sebelumnya.
“assalamu’alaikum, selamat pagi
ummi, langsung bangun ya ummi, jangan tidur lagi dan mandi pagi itu bagus untuk
kesehatan.”
“wa’alaikum salam abi, iya ummi
sudah bangun ini bi…”
Sms
itu selalu dia kirimkan keaku setiap paginya, dan siang ini dia ingin keluar
kota, tapi dia tidak memberikatuku, dia mengtakannya saat dia sudah tiba di
sana
“ummi, maaf kalau abi tidak
member tahu pada ummi terlebih dahulu, sekarang abi sudah di bandung, ada
urusan yang harus abi selesaikan, mungkin minggu depan abi baru bisa pulang,
satu pesan abi, jangan lupa shalat dan jangan hubungi abi sebelum abi hubungi
ummi.”
Rasanya
aku ingin marah, tapi itu bukan solusi aku hanya menjawab
“iya abi, tidak apa-apa, kalau
urusan abi sudah selesai ai langsung pulang, jaga diri baik-baik ya sayang.”
“terima kasih ummi, dan jaga diri
juga ya”
Hampir
satu minggu tidak ada panggilan masuk maupun pesan masuk darinya, tapi aku
masih berfikaran positif, aku tidak mau seuzon kedia, karna dia laki-laki yang
berbeda.
Sampai
hari ini sms yang dia kirim kan keaku itu masih aku simpan dan selalu aku baca pada saat aku
menridukannya, dan itu yang aku lakukan setiap hari, aku tidak menguhubunginya
karna aku mengahargai dia dan aku juga selalu ingat akan pesan darinya, yang ternyata pesan yang dia kirimkan ke aku adalah
pesan terakhir sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya.
Genap
satu minggu, hari ini adalah hari dimana dia sudah pulang. Tidak lama kemudian
hpku berbunyi
“kring-kring-kring”
Ibu
jariku langsung menekan tumbol berwarna hijau pada layar hpku
“Assalamu’alaikum abi”
“wa’alaikum salam nak”
“maaf ini siapa?”
“ini ibunya alfa, apa benar ini
ririn?”
“iya, benar bu, ini ririn”
“nak,,, ibu harap, nak ririn bisa
menerima dengan apa yang ingin ibu sampaikan. Nak, Alfa sudah meninggal”
Pada
saat aku mendengar kalimat “alfa sudah meninggal” rasanya aku tidak bisa
bernafas lagi, jangtungku seperti tidak berdetak lagi Asataghfirullah. Aku baru
peka setelah keluarganya menghubungiku dengan nomornya, keluarganya memberitahu
bahwa laki-laki yang sudah merubah hidupku ini sudah tidak bernyawa lagi. Aku
ingin mengulang waktuku, agar aku bisa bertemu dengannya sebelum dia meninggal.
Aku ingin melihat dia tersenyum untuk yang terakhir kalinya.
Ibunya
kembali melanjutkan pembicaraannya.
“hari ini alfa akan dimakamkan,
di makam keluarnya nya Alfa di medan.”
Aku
langsung menutup pembicaraan kami dan langsung berlari kerumahnya alfa.
Sesampainya aku disana, di terbaring lema dan
tak berdaya. Aku langsung menghampirinya
“Assalamu’alaikum abi… Apa ini maksud
dari sms abi, ummi gak boleh menghubungi abi supaya ummi bisa hidup tanpa abi,
tidak semudah itu abi. Tidak semudah itu, kenapa abi harus berbohong? Kenapa?
Abi… ummi belum sempat mebahagiakan abi, ummi belum bisa menjadi seperti yang
abi inginkan, kenapa abi tinggalkan ummi, apa abi tidak mau melihat dengan
semua perubahan terhadap diri ummi”
Kemudia
ibunya Alfa menghampiri dan memelukku, ibu Alfa memberikanku selembar kertas
dengan coretan tinta berwarna hitam,
“nak, sebelum Alfa meninggal dia
berpesan kepada ibu agar ibu memberikan surat ini pada saat Alfa sudah
meninggal”
“bu,,, kenapa ibu tidak membertau
ririn akan semua ini, apa ini juga kemaun Alfa?”
“Iya nak, alfa bilang, dia tidak
mau membuat nak ririn terbabani hanya karna kondisi alfa yang kurang baik”
“Astaghfirullah bu, alfa itu
bukan beban bagi ririn, tapi alfa adalah anugrah yang penah Allah titipkan
kepada ririn bu.”
Setelah
semuanya selesai, aku dan keluarnya Alfa menuju kepemakaman, karna alfa ingin
di makamkan, setealah semuanya selesai, aku tidak langsung pulang, aku membuka
kertas yang bercoret tinta hitam yang di berikan ibu Alfa ke aku. Dan isi surat
itu….
“Assalamu’alaikum
bidadariku, maaf jika aku tidak membertau kepadamu akan yang sebernya. Itu
semua aku lakukan karna aku sangat mencintaimu, aku sangat menghargaimu, aku
tidak ingin kamu terganggu, tidak focus akan tantangan yang aku berikan
kepadamu, aku yakin kamu adalah wanita yang kuat, kamu bisa menjalani hidup
walau tanpa aku. bidadariku, kamu adalah wanita yang sangat aku hargai, aku
berharap agar kamu tidak pantang putus asa, dan aku juga tidak mau kamu kembali
seperti dulu, aku ingin supaya kamu tetap menjadi seperti yang sekarang, jangan
sedih sayang, kita tidak berpisah untuk selama-lamanya, ini hanya perpisahan
sementara saja, insya Allah kita akan bertemu kembali di surga, aku akan
menunggumu disana. Karna kamulah bidadariku, tetaplah tersenyum agar dunia bisa
tersenyum kepadamu. Ingat pesanku, jadilah anak yang berbakti kepada orang
tuamu, jadilah istri yang berbakti untuk suamimu dan jadilah ibu yang baik
untuk anak-anakmu kelak.”
Setelah
aku membaca surat itu dan membacaka untuknya surat Al-fatihah semoga Allah
memberikan tempat yang baik untukmu Alfa. Dan akhirnya aku memutuskan untuk
tetap menjalani walau atau tanpa adanya Alfa. Alfa benar, hidup ini hanyalah
sementara, semua orang akan kembali kerahmatullah, begitu juga dengan aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar