Senin, 23 Februari 2015

Cinta 2 insan Tuhan




Allahhu akbar, Allahu akbar.
Azan berkumandan, menandakan sudah subuh dan pada saat bersamaan hp berbunyi, sms masuk dari seseorang yang sangat berarti dalam hidupku, yang sudah mengubahku menjadi lebih baik dari sebelumnya.
“assalamu’alaikum, selamat pagi ummi, langsung bangun ya ummi, jangan tidur lagi dan mandi pagi itu bagus untuk kesehatan.”
“wa’alaikum salam abi, iya ummi sudah bangun ini bi…”
Sms itu selalu dia kirimkan keaku setiap paginya, dan siang ini dia ingin keluar kota, tapi dia tidak memberikatuku, dia mengtakannya saat dia sudah tiba di sana
“ummi, maaf kalau abi tidak member tahu pada ummi terlebih dahulu, sekarang abi sudah di bandung, ada urusan yang harus abi selesaikan, mungkin minggu depan abi baru bisa pulang, satu pesan abi, jangan lupa shalat dan jangan hubungi abi sebelum abi hubungi ummi.”
Rasanya aku ingin marah, tapi itu bukan solusi aku hanya menjawab
“iya abi, tidak apa-apa, kalau urusan abi sudah selesai ai langsung pulang, jaga diri baik-baik ya sayang.”
“terima kasih ummi, dan jaga diri juga ya”
Hampir satu minggu tidak ada panggilan masuk maupun pesan masuk darinya, tapi aku masih berfikaran positif, aku tidak mau seuzon kedia, karna dia laki-laki yang berbeda.
Sampai hari ini sms yang dia kirim kan keaku itu masih aku simpan  dan selalu aku baca pada saat aku menridukannya, dan itu yang aku lakukan setiap hari, aku tidak menguhubunginya karna aku mengahargai dia dan aku juga selalu ingat akan pesan darinya, yang  ternyata pesan yang dia kirimkan ke aku adalah pesan terakhir sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya.
Genap satu minggu, hari ini adalah hari dimana dia sudah pulang. Tidak lama kemudian hpku berbunyi
“kring-kring-kring”
Ibu jariku langsung menekan tumbol berwarna hijau pada layar hpku
“Assalamu’alaikum abi”
“wa’alaikum salam nak”
“maaf ini siapa?”
“ini ibunya alfa, apa benar ini ririn?”
“iya, benar bu, ini ririn”
“nak,,, ibu harap, nak ririn bisa menerima dengan apa yang ingin ibu sampaikan. Nak, Alfa sudah meninggal”
Pada saat aku mendengar kalimat “alfa sudah meninggal” rasanya aku tidak bisa bernafas lagi, jangtungku seperti tidak berdetak lagi Asataghfirullah. Aku baru peka setelah keluarganya menghubungiku dengan nomornya, keluarganya memberitahu bahwa laki-laki yang sudah merubah hidupku ini sudah tidak bernyawa lagi. Aku ingin mengulang waktuku, agar aku bisa bertemu dengannya sebelum dia meninggal. Aku ingin melihat dia tersenyum untuk yang terakhir kalinya.
Ibunya kembali melanjutkan pembicaraannya.
“hari ini alfa akan dimakamkan, di makam keluarnya nya Alfa di medan.”
Aku langsung menutup pembicaraan kami dan langsung berlari kerumahnya alfa. Sesampainya aku disana, di terbaring lema dan  tak berdaya. Aku langsung menghampirinya
“Assalamu’alaikum abi… Apa ini maksud dari sms abi, ummi gak boleh menghubungi abi supaya ummi bisa hidup tanpa abi, tidak semudah itu abi. Tidak semudah itu, kenapa abi harus berbohong? Kenapa? Abi… ummi belum sempat mebahagiakan abi, ummi belum bisa menjadi seperti yang abi inginkan, kenapa abi tinggalkan ummi, apa abi tidak mau melihat dengan semua perubahan terhadap diri ummi”
Kemudia ibunya Alfa menghampiri dan memelukku, ibu Alfa memberikanku selembar kertas dengan coretan tinta berwarna hitam,
“nak, sebelum Alfa meninggal dia berpesan kepada ibu agar ibu memberikan surat ini pada saat Alfa sudah meninggal”
“bu,,, kenapa ibu tidak membertau ririn akan semua ini, apa ini juga kemaun Alfa?”
“Iya nak, alfa bilang, dia tidak mau membuat nak ririn terbabani hanya karna kondisi alfa yang kurang baik”
“Astaghfirullah bu, alfa itu bukan beban bagi ririn, tapi alfa adalah anugrah yang penah Allah titipkan kepada ririn bu.”
Setelah semuanya selesai, aku dan keluarnya Alfa menuju kepemakaman, karna alfa ingin di makamkan, setealah semuanya selesai, aku tidak langsung pulang, aku membuka kertas yang bercoret tinta hitam yang di berikan ibu Alfa ke aku. Dan isi surat itu….

“Assalamu’alaikum bidadariku, maaf jika aku tidak membertau kepadamu akan yang sebernya. Itu semua aku lakukan karna aku sangat mencintaimu, aku sangat menghargaimu, aku tidak ingin kamu terganggu, tidak focus akan tantangan yang aku berikan kepadamu, aku yakin kamu adalah wanita yang kuat, kamu bisa menjalani hidup walau tanpa aku. bidadariku, kamu adalah wanita yang sangat aku hargai, aku berharap agar kamu tidak pantang putus asa, dan aku juga tidak mau kamu kembali seperti dulu, aku ingin supaya kamu tetap menjadi seperti yang sekarang, jangan sedih sayang, kita tidak berpisah untuk selama-lamanya, ini hanya perpisahan sementara saja, insya Allah kita akan bertemu kembali di surga, aku akan menunggumu disana. Karna kamulah bidadariku, tetaplah tersenyum agar dunia bisa tersenyum kepadamu. Ingat pesanku, jadilah anak yang berbakti kepada orang tuamu, jadilah istri yang berbakti untuk suamimu dan jadilah ibu yang baik untuk anak-anakmu kelak.”

Setelah aku membaca surat itu dan membacaka untuknya surat Al-fatihah semoga Allah memberikan tempat yang baik untukmu Alfa. Dan akhirnya aku memutuskan untuk tetap menjalani walau atau tanpa adanya Alfa. Alfa benar, hidup ini hanyalah sementara, semua orang akan kembali kerahmatullah, begitu juga dengan aku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar